Kota Jakarta, Kota Surabaya dan Kota Makasar sebagian dari wilayahnya berupa tambak ikan bandeng dan udang. Bagaimana mengembangkan kota yang selalu perlu lahan untuk permukiman, tetapi tanpa menggusur usaha penduduk yang telah ada ? berikut ini disampaikan konsep desain pengembangan kota Bangkok yang sering terkena banjir dengan pengembangan yang mempertimbangkan kebiasaan tradisional penduduk setempat yang biasa melakukan budidaya tambak udang bakau.Jadilah permukiman yang ramah lingkungan dan ramah sosial.
Pengembangan kota diusulkan oleh konsultan arsitek S+PBA dengan membuat desain permukiman kota kontemporer diatas air yang disebut WETROPOLIS .
Kota dilengkapi sekolah, ruang terbuka umum, rumahsakit, prasarana jalan,listrik air bersih dan kegiatan industri.Konsep kotanya seminim mungkin menempel ke permukaan air dan sebagian besar yang lain diatas kolam budaya/ tambak udang mangrove.
Dengan penataan tersebut, budidaya hutan mangrove/bakau dapat dipertahankan. Fungsi mangrove untuk menyerap CO2, penyaringan udara ,air dan budidaya udang bakau dapat terlaksana secara kontinyu (sustainabel).
Desain Wetropolis oleh arsitek S+PBA di eVolo Magazine Skycrapers
Bangunan artifisial berpadu serasi dengan air tambak udang dan tanaman Mangrove/bakau tempat berpijah/bertelur udang .
Bangunan Kota berdiri diatas tambak udang dan hanya berpijak pada titik titik fondasi terbatas
Pembuangan air kotor rumatangga disalurkan terpusat dan diolah/dinetralisir sebelum dialirkan
kembali ke tambak.
Perahu sebagai alternatif alat transportasi dengan wilayah lain, disamping untuk membersihkan gulma di areal tambak dan untuk panen udang. Didalam permukiman saling terhubung dengan
jaringan jalan untuk kendaraan listrik.