Sejak 8 tahun terakhir, penduduk Kota Seoul punya tempat menarik untuk bersantai. Demi melepas lelah dari kepenatan, warga ibukota Korea Selatan itu tidak lagi cuma menyambangi pusat perbelanjaan atau kafe-kafe, namun juga bisa berkunjung ke suatu kali bersih dan berjalan-jalan di sana tanpa dipungut biaya. Kapan sungai Ciliwung-Jakarta, Cikapundung-Bandung dan sungai di kota lainnya bisa seperti ini ? ini bisa menjadi tantangan bagi walikota baru
Nama kali itu Cheonggyecheon. Terletak di jantung kota, kali itu juga mampu menarik minat para turis lokal dan mancanegara. Cheonggyecheon benar-benar menawarkan daya tarik tersendiri.
Suasananya cukup tenang walau di atasnya berlalu-lalang beragam kendaraan bermotor. Sisi kiri dan kanan kali itu disediakan jalur khusus untuk pejalan kaki, sehingga mereka bisa merasakan langsung kesejukan udara sekaligus mendengarkan aliran air yang menyegarkan.
Kendati tidak bisa diminum, namun air di kali itu sangat jernih.
Kebetulan pada 5-14 November lalu berlangsung Festival Lentera di Kali Cheonggyecheon. Maka suasana di kali itu sangat meriah pada malam hari. Banyak pengunjung menyaksikan keindahan nyala lampu lentera berwarna-warni di sepanjang kali itu.
Kali sepanjang hampir 6 km itu dulunya sangat kumuh, bahkan menjadi jamban dan tempat buang sampah bagi banyak orang. Menurut laman pemerintah Seoul, setelah Perang Korea (1950-1953), Cheonggyecheon menjadi lokasi pemukiman kaum pendatang yang ingin mengadu nasib di ibukota.
Pada dekade 1970-an, Cheonggyecheon berubah fungsi menjadi salah satu simbol "modernisasi" Korsel. Kali itu dibangun banyak tiang pancang dan beton untuk pembangunan jalan layang.
Namun, pada 2003, walikota Seoul saat itu, Lee Myung-bak melakukan perubahan revolusioner. Lee, yang kini sukses menjadi presiden Korsel berkat visinya yang ramah lingkungan, ingin Cheonggyecheon kembali kepada statusnya semula sebagai anak sungai kecil yang mengalir di jantung ibukota.
Jalan-jalan layang di atas kali itu disingkirkan, begitu pula dengan tiang pancang dan lapisan beton yang menutupnya. Maka, dua tahun kemudian, Cheonggyecheon "lahir kembali" sebagai kali sungguhan dan kini menjadi salah satu kebanggaan Seoul sebagai ibukota moderen yang turut memperhatian kelestarian lingkungan hidup.
Menurut keterangan pemerintah Seoul, kelahiran kembali kali itu bahkan turut menurunkan tingkat polusi udara dan kian menyejukkan udara di tengah kota.
orang bisa menyeberangi sungai dengan aman melalui batu batu yang disusun rapi
Masyarakat senang bermain di sungai bersih ini sebagai bagaian dari taman kota yang gratis
View pada malam hari
air terjun yang indah disinari lampu memberikan kesegaran kelembaban udara disekitarnya
air mancur dan air terjun disamping untuk keindahan juga dimaksudkan untuk memperkaya oksigen sehingga ikan bisa hidup di air ini
jalan jalan nyaman dan aman di malam hari
Festival Lentera
pada awal sampai pertengahan bulan November biasanya diadakan Festival Lentera
___________________________________________________________________
Kondisi Sungai sebelum di renovasi (seperti sebagian dari Sungai Ciliwung di Jakarta)
nampak bekas tiang beton penahan jalan layang yang diambrukkan