Sunday, 16 June 2013

Manajemen Air Bersih di Kota Singapura

Singapura, dengan luas wilayah 700 km2  (lebih besar sedikit dari Jakarta yang luasnya 661 Km2) mampu menyediakan kebutuhan air bersih bagi penduduknya melalui manajemen pengelolaan yang baik. Kemandirian ini bisa diikuti kota Jakarta yang saat ini masih tergantung dari daerah lain yaitu Waduk Jatiluhur lewat Kanal Tarum Barat (KTB) dan dari Sungai Cisadane di Tangerang

Singapura mengolah kembali air limbah, melakukan desalinasi (menghilangkan garam dan mineral dari air laut), memperluas area tangkapan air, dan mengefisiensikan penggunaan air serta manajemen pengelolaannya.
Tidak seperti Jakarta yang dilalui oleh setidaknya 12 aliran sungai, Singapura memiliki masalah sumber air bersih yang pelik karena keterbatasan daerah tangkapan air dan sumber air baku di wilayahnya. Saat ini, dua per tiga lahan Singapura digunakan sebagai lokasi penyimpanan air untuk memenuhi kebutuhan 1,4 juta m3 air bersih di negeri itu.
Dengan segala keterbatasan yang dimiliki, Singapura bekerja keras memproduksi air bersih bagi penduduknya. Negara dengan penduduk lebih dari 5 juta jiwa ini mengupayakan manajemen pengelolaan air bersih yang baik. Selain mengimpor, kebutuhan air bersih Singapura diperoleh dari reservoir dan daerah tangkapan air lainnya (20% dari total kebutuhan), penyulingan air laut (10%), dan pengolahan air limbah menjadi air bersih (30%).
Singapura mengalokasikan dua per tiga dari luas daratannya sebagai daerah tangkapan air. Area ini dilindungi dari alih fungsi dan penggunaan lahan lainnya dengan tujuan untuk menangkap setiap tetes air hujan di Singapura. Melalui drainase permukaan, sungai dan reservoir, air hujan kemudian masuk ke instalasi pengolahan untuk diolah menjadi air bersih.
Singapura telah memulai upaya pengolahan air limbah menjadi air bersih sejak pertengahan tahun 1970-an. Menjelang peralihan abad ke-21, Singapura sukses dengan percobaannya pada pabrik reklamasi air Bedok. Berawal dengan produksi 10.000 m3 air, pabrik di Bedok ini menghasilkan air bersih yang memenuhi syarat Badan Perlindungan Amerika Serikat dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Model tersebut kemudian direplikasi dalam skala yang lebih luas di Singapura. Hingga saat ini, dapat dikatakan 100% air limbah di Singapura dikumpulkan melalui jaringan dan diproses untuk kemudian didistribusikan kembali sebagai air bersih oleh perusahaan bernama  NEWater.

 
NEWater Visitor Centre, Singapore
Perusahaan ini beralamat di  Gedung Lingkungan 22-01, 40 Scotts Road, Singapura. Lembaga PUB (Public Utilities Board ) merupakan agensi air nasional di bawah Kementerian Lingkungan dan Sumber Daya Air. Agensi ini mengelola secara terpadu pasokan air untuk Singapura, penampungan air, dan air bekas pemakaian. 

Untuk menjamin sebuah pasokan air yang beragam dan berkesinambungan, Singapura mengandalkan Empat Keran Nasional (Four National Taps), yakni resapan air lokal, impor dari Malaysia, daur ulang dengan NEWater, dan desalinasi atau pemurnian air dari kadar garam.
Pada akhir tahun 2005, Singapura mendirikan pabrik desalinasi air laut Tuas senilai 200 juta dollar Singapura. Inilah pabrik pengolah air laut pertama untuk tingkat kecamatan dengan kapasitas 114 juta m3 air/hari.

PUB memiliki tanggung jawab dalam pengumpulan, produksi, distribusi, dan reklamasi air di Singapura. Dalam proses pengumpulan, air hujan dikumpulkan melalui sungai, kanal, dan saluran air, lalu disimpan di 17 waduk (reservoir).
Berbagai waduk dihubungkan oleh jaringan pipa sehingga kelebihan air dapat dipompa dari satu waduk ke waduk lainnya. Hal itu untuk mengoptimalkan kapasitas penyimpanan. Waduk tersebut sekaligus juga untuk mencegah terjadinya banjir ketika hujan.
Air dari waduk tersebut kemudian disalurkan ke saluran air untuk disaring. Setelah itu, air yang sudah disaring disimpan dalam waduk tertutup sebelum didistribusikan kepada pelanggan. 

NEWater
Pengelolaan air tidak berakhir sampai di situ. Air bekas pemakaian pelanggan kemudian dikumpulkan lagi melalui sistem pembuangan kotoran dan dibersihkan di pabrik reklamasi air. 

Bagi Singapura, air bekas pemakaian bisa menjadi sumber daya untuk diolah kembali menjadi air bersih. Pengolahan air bekas pemakaian menggunakan teknologi membran canggih dan ultraviolet yang disebut NEWater. Air yang dihasilkan pun kembali murni, bahkan sangat murni. Air yang sangat murni ini sehat untuk diminum tetapi rasanya hambar. 

"Oleh karena itu, sebagian besar air hasil NEWater ini biasanya disalurkan ke pabrik-pabrik yang membutuhkan air murni. Sisanya dicampur dengan air dari waduk, lalu diolah kembali dan didistribusikan ke masyarakat untuk siap diminum," kata George Madhavan, Direktur 3P Network Departement, kepada rombongan saat mengunjungi gedung NEWater Visitor Center. Gedung ini semacam tempat penerangan tentang pengelolaan air yang dikemas seperti pameran. Di dalamnya terdapat gambar-gambar serta replika teknologi yang diterapkan di NEWater.

NEWater mampu menyumbang pasokan air bersih 30 persen dari total 273.000 meter kubik (60 juta galon) kebutuhan air masyarakat Singapura pada 2013. 

Ditargetkan pada 2060, NEWater bisa memenuhi 50 persen kebutuhan air bagi masyarakat Singapura.

Impor dari Malaysia
Selain dari resapan air lokal dan NEWater, Singapura juga mengimpor dari Johor, Malaysia. Kerja sama air antara Singapura dan Malaysia diwujudkan dalam dua perjanjian bilateral. Perjanjian pertama berakhir pada Agustus 2011 dan perjanjian kedua berlaku hingga 2061.

Meski demikian, pihaknya terus berusaha agar ketergantungan air terhadap negara tetangga dikurangi. Caranya dengan menggenjot sumber daya di Singapura, salah satunya NEWater yang ditargetkan memenuhi 50 persen kebutuhan air.

Desalinasi air 
Singapura juga memanfaatkan sumber daya air laut untuk pemenuhan air bersih bagi rakyatnya. Air laut disaring dengan proses desalinasi. Desalinasi adalah proses pemisahan yang digunakan untuk mengurangi kandungan garam terlarut dari air garam hingga level tertentu sehingga air dapat digunakan.

Pabrik desalinasi pertama Singapura adalah SingSpring Desalination Plant yang mulai beroperasi di Tuas pada September 2005. Pabrik ini merupakan proyek kemitraan pertama di Singapura antara negara dan pihak swasta yang  mampu menghasilkan air bersih 30 juta galon atau 136.000 meter kubik per hari dan merupakan salah satu pabrik desalinasi terbesar di kawasan tersebut. Pabrik desalinasi kedua akan dibangun pada tahun 2013. 

Pabrik ini diharapkan mampu menambah pasokan air menjadi 70 juta galon atau 318.500 meter kubik per hari. "Pada tahun 2060, air desalinasi diharapkan mampu memenuhi 30 persen kebutuhan air di Singapura,(kompas.com dan lain lain)
Singapura juga memberikan perhatian khusus melalui kebijakan-kebijakan dalam rangka menjaga dan mengurus air bersih. Salah satu contoh adalah melalui Undang-Undang Peternakan yang dijalankan dengan ketat, Singapura mencegah limbah peternakan mengkontaminasi sumber air bersih. Singapura memberikan contoh bahwa pengelolaan air bisa berjalan dengan baik jika manajemen yang baik juga diterapkan di sektor lain yang terkait.(kompas.com ; gistrong.wordpress.com)
Proses Pengolahan Air di NeWater
Air NEWater ini dikatakan air bersih yang bermutu tinggi karena telah melakukan pemrosesan dalam 3 tahap dengan menggunakan teknologi membran canggih dan ultraviolet sehingga aman untuk diminum.

Ada 3 tahap pengolahan air bersih NEWater ini, yaitu :

1. Microfiltration / Ultrafiltration
Pada tahap ini, air limbah tersebut akan melakukan proses pembersihan dari bakteri, virus, logam berat, garam dan pestisida.

2. Reverse Osmosis
Pada tahap ini, hanya molekul-molekul air lah yang akan masuk tersaring dan terpilih ke dalam proses selanjutnya. Bakteri, virus, logam berat, garam dan pestisida tidak dapat masuk karena terhalang oleh dinding membran. Air yang diperoleh pada tahap ini sangat bersih dan sudah aman untuk diminum langsung.

3. Ultraviolet Disinfection
Pada tahap ini, sinar ultraviolet digunakan untuk menon-aktifkan semua organisme. Hal itu dilakukan sebagai keamanan tambahan. Air yang diperoleh pada tahap ini sudah sangat bersih dan pada tahap inilah proses akhir dari pengolahan air bersih NEWater.

Seperti itulah 3 tahapan dalam pemrosesan air limbah menjadi air bersih NEWater dengan menggunakan teknologi membran canggih dan sinar ultraviolet. Hanya membutuhkan waktu 5 menit saja dari seluruh 3 tahapan tersebut, NEWater sudah bisa diminum secara langsung. Selain mengetahui informasi cara pemrosesan air bersih, di NEWater Visitor Centre ini kita bisa memainkan game-game (dengan konsep air) yang tersedia di tempat ini.(mustikamoezt.students.uii)

BENDUNG/DAM AIR TAWAR DI TELUK " MARINA BARRAGE"
Dam Marina Barrage, Satukan Teknologi dan Seni
Membendung muara untuk dijadikan resevoir air tawar dilakukan Singapura demi melepas ketergantungan pasokan air bersih dari negara lain. Proyek senilai lebih 220 juta dolar Singapura atau lebih Rp 1,5 triliun ini dilengkapi galeri yang sekaligus menjadi ikon baru pariwisata Singapura .

Galeri ikon baru pariwisata Negeri Singa ini diberi nama Marina Barrage. Galeri ini adalah satu-satunya yang mengangkat tema lingkungan dan manfaatnya. Memasuki galeri, pengunjung disambut sebuah pohon rekaan yang menyimbolkan terjaganya lingkungan yang bersih dan sehat sekaligus ancaman apabila tidak merawatnya.


Botol-botol plastik juga disusun sebagai peringatan perlunya daur ulang demi terjaganya bumi. Pun demikian dengan koran bekas yang mampu menjaga kelestarian hutan bila didaur ulang. Namun bagian terpenting galeri adalah replika bendungan. Bendungan sesungguhnya ada tepat di samping galeri. Dam Marina Barrage merupakan danau buatan yang dibangun dengan membendung mulut selat Marina di timur Singapura.

Air asin secara perlahan akan tergantikan oleh air hujan. Dan untuk menghindari banjir, kelebihan air dibuang ke laut dengan membuka pintu dam. Namun bila laut pasang, kelebihan air dibuang dengan pompa air. Nantinya bendungan seluas 10 ribu hektare ini akan menjadi sumber air bersih bagi Singapura sehingga tidak perlu bergantung pada negara lain (news.liputan 6)
Komentar Admin :
  • Singapore sangat optimal  menggunakan ruang untuk penyediaan air bersih
  • Setiap bangunan diusahakan dapat dimanfaatkan untuk "entertain" yang dapat dikunjungi wisatawan, sehingga bisa mendapat income sampingan dan dampak ke kegiatan ekonomi lainnya, disamping agar wisatawan tidak bosan ke negara tersebut untuk melihat sesuatu yang baru  

Marina Barrage - A Must Visit Place at Marina Bay