Ingat Museum Patung Terakota yang berupa patung ratusan tentara lengkap dengan peralatan perangnya : senjata, kuda dan sebagainya yang terbuat dari tanah liat di China ? ya, di jaman modern ini dicoba membuat hal yang sama untuk sebuah taman rekreasi budaya dengan thema kota masa lalu. Kesannya unik dan menarik karena nampak ada kesibukan di pusat kota yang semua penghuninya seperti telah disihir menjadi patung.(admin)
Sebuah taman budaya unik di Kota Tangshan, China, telah dibuka untuk umum. Taman tersebut unik karena seluruhnya terbuat dari tanah liat.
Menampilkan barisan rumah, jalan-jalan sibuk yang penuh dengan penjual serta gerobak mereka, pejabat tinggi dan kereta kuda, taman ini merupakan reproduksi dari lukisan gulung terkenal milik Zhang Zherui, Riverside Scene, selama Festival Qingming berlangsung.
Sosok di balik proyek unik ini adalah seorang pria lokal dari Distrik Fengrun di kota tersebut, bernama Qin Shiping.
Kota Tangshan memiliki tradisi yang panjang dalam keramik, dan Qin bekerja sebagai pematung dan pelukis sejak kecil. Pada tahun 2005, Qin mendapat ide untuk menawarkan pemandangan unik China, dan karena ia adalah penggemar Zhang Zherui, ia memutuskan untuk mengkreasi ulang gambar-gambar yang ada di karya seni Zhang Zherui dalam bentuk patung-patung tanah liat.
Qin Shiping mewujudkan idenya sejak tahun 2008. Dia mempekerjakan dua ahli patung tanah liat yang memiliki banyak pengalaman, dan 100 lebih pekerja tanah liat regular untuk memulai proyek tersebut.
Tiga tahun kemudian, taman patung tanah liat Tangshan akhirnya selesai dan dibuka untuk umum. Taman itu memiliki panjang 300 meter dan lebar 60 meter dan dibangun dengan skala 2/3 dari ukuran objek aslinya. Biaya sebenarnya yang dibutuhkan untuk membuat taman itu belum diumumkan, tetapi kembali ke tahun 2009, Qin Shiping menyatakan ia sudah menginvestasikan lebih dari 1o juta yuan (sekitar Rp 13,5 miliar).
Via : http://1001archives.blogspot.com/2011/06/tangshan-clay-sculpture-park-park-made.html
Museum Terakota di Kota Xi'An, China
Patung-patung itu berdiri tegak, berbaris rapi, berderet-deret, dengan sikap sempurna seolah hendak menghadapi musuh yang menghadang di depan. Sebagian di antaranya berposisi setengah jongkok dengan kedua tangan seperti akan melepaskan anak panah dari busurnya. Patung-patung tersebut seolah menantang ratusan pengunjung yang masuk melalui pintu tepat beberapa meter di depan mereka.
Pengunjung hanya bisa mengamati pasukan terakota itu dari jarak sekitar 15 meter. Lokasi di sekelilingnya dipagari rapat dengan besi. ’’Ada sekitar 1.000 patung terakota di sini. Para ahli memperkirakan masih ada 5 ribu lainnya yang terkubur,’
Para ahli meyakini terakota dibuat pada zaman Dinasti Qin atau sekitar 2.200 tahun lalu. Qin adalah raja yang dikenal sebagai pemersatu Tiongkok. Dia naik takhta pada usia belia, yakni 13 tahun. Dengan kemampuannya, Qin berhasil menaklukkan dan mempersatukan tujuh kerajaan yang terus berperang saat itu.
Demi mewujudkan tujuan mempersatukan Tiongkok, Qin membutuhkan banyak tentara. Setiap ada tentara yang tewas, lantas dibuatkan replika patungnya sebagai tanda penghormatan. Karena itu, patung-patung tersebut mempunyai karakteristik unik. Wajahnya tidak sama persis antara satu patung dengan yang lainnya.
Patung-patung tersebut juga punya ciri kepangkatan seperti pada pasukan kavaleri. Itu bisa dilihat dari busana dan ciri fisik lainnya. Misalnya, tujuh patung jenderal yang ditemukan dalam penggalian tersebut. Ciri mereka adalah mengenakan baju zirah dobel, kain dilingkarkan di leher, postur lebih tinggi daripada tentara lain, dan berkumis.
Seiring perjalanan waktu, sebagian patung bersejarah itu rusak. Untuk memperbaikinya, perlu sentuhan seniman pematung. ’’Beberapa di antaranya berasal dari Eropa, seperti Italia dan Perancis. Ada pula mahasiswa jurusan seni,’’
Dari : radarlampung.co.id & sumber lain