Saturday, 8 December 2012

Masterplan Pengembangan Airport Ngurah Rai, Bali



Manajemen PT Angkasa Pura (AP) I Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali,  membangun fasilitas terminal baru dan sejumlah perkantoran pendukungnya senilai Rp1,2 triliun. 
Proyek pembangunan terminal baru untuk internasional tersebut beserta pendukungnya direncanakan akan diselesaikan dalam tiga tahun dengan sumber pendanaan dari internal PT. Angkasa Pura (AP) I. Semua ini untuk mengantisipasi pertumbuhan permintaan akan kawasan bandara ini ke depan sebagai pendukung kegiatan perdagangan, turisme dan investasi,


Atap berombak menujukkan simbol dari ombak pantai Kuta Bali(?)


Kondisi yang ada  terminal domestik seluas 14.761 m2 yang seharusnya hanya untuk kapasitas 1,5 juta penumpang, saat ini sudah menangani empat juta penumpang per tahun.

Sedangkan, terminal internasional seluas 66.357 m2 masih cukup luas karena hanya menangani empat juta penumpang dari total kapasitas 7,5 juta penumpang per tahun.

Oleh karena itu,perluasan atau pemindahan terminal itu sangat mendesak. Rencananya terminal internasional akan menempati terminal domestik saat ini diperluas ke sebelah utara
Sedangkan untuk terminal domestik akan menempati terminal internasional yang ada saat ini.Dengan demikian, terminal domestik saat ini akan diperluas dari 14.761 m2 menjadi 100.000 m2.



Dalam rencana perluasan Bandara dengan anggaran Rp2,1 triliun ini, Angkasa Pura I akan merombak berbagai bangunan dan fasilitas yang ada di Bandara Ngurah Rai seluas 285 hektare. Nantinya seluruh pembangunan ini akan membuat areal Bandara lebih luas dua kali lipat dari kondisinya saat ini.

Perbaikan dan perluasan terminal internasional dari 65.800 meter persegi menjadi 129.000 meter persegi, terminal domestik dari 13.300 ribu meter persegi akan pindah ke lokasi terminal internasional. Perluasan tempat parkir pesawat (apron) dari 214.500 meter persegi menjadi 300.200 meter persegi.

Dia menambahkan, anggaran itu juga dialokasikan untuk pembangunan tempat parkir mobil berlantai empat di lahan seluas 39.000 meter persegi. Selain itu, juga akan dibangun perluasan terminal kargo internasional menjadi 6.000 meter persegi, perluasan komplek persekolahan, landasan pacu dan berbagai kelengkapan bandara lainnya.

Untuk kelangsungan proyek ini, pihak Angkasa Pura I mengaku tidak mengupayakan pembebasan lahan masyarakat. Alasannya, seluruh lahan yang digunakan merupakan milik perusahaan.
“Lahan untuk satu bandara internasional, idealnya minimal 2.000 hektare. Namun, karena di Ngurah Rai lahan yang tersedia hanya 285 hektare, maka itu yang dioptimalkan pemanfaatannya,

Bandara Ngurah Rai dalam lima tahun terakhir rata-rata per hari melayani pergerakan 120 pesawat per hari, 10.000 orang penumpang dan 1.200 kg kargo. Labanya, naik rata-rata berkisar 7%-10% per tahun. Laba tahun lalu Rp467 miliar dan memberikan kontribusi lebih dari 70% laba ke PT. AP I. 


Angkasa Pura I selaku pengelola Bandara Ngurah Rai berharap perluasan bandara ini dapat meningkat daya tampung wisatawan mancanegara dan domestik yang diprediksi per tahunnya mencapai 25 juta orang mulai 2025. Saat ini rata-rata tingkat kunjungan wisatawan mencapai 11 juta orang.