Thursday 14 June 2012

Konsep Penghijauan Tol dengan Tanaman Penghasil Biodisel


Jalan tol (di Indonesia disebut juga sebagai jalan bebas hambatan) adalah suatu jalan alternatif untuk mengatasi kemacetan lalu lintas ataupun untuk mempersingkat jarak dari satu tempat ke tempat lain. Salah satu perusahaan yang mengelola jalan tol adalah PT. Jasa Marga
yang  merupakan perusahaan perintis penyelenggaraan jalan tol di Indonesia, yang didirikan pada tanggal 01 Maret 1978. Biodisel dapat dihasilkan dari Kelapa sawit, Jarak, Kemiri.dll.

Jalan tol Jagorawi (Jakarta-Bogor-Ciawi) merupakan tonggak sejarah bagi perkembangan industri jalan tol di Tanah Air sebagai jalan tol pertama di Indonesia yang dioperasikan oleh Jasa Marga. Perseroan membuktikan kepiawaiannya dengan tetap menjadi pemimpin pasar di industri jalan tol di Tanah Air dengan berbekal pengalaman selama lebih dari tiga dasawarsa. 

Hingga saat ini Jasa Marga telah mengoperasikan 531 km jalan tol atau 72 % dari total panjang jalan tol di Indonesia. Terdapat sebanyak 8 (delapan) ruas tol baru dengan panjang sekitar 200 km yang saat ini sedang dipersiapkan. Jasa Marga diharapkan dapat beroperasi secara bertahap antara 2011-2013.Hampir seluruh jalan tol di Indonesia memiliki Ruang Milik Jalan Tol (Rumija tol) yang difungsikan sebagai ruang pelebaran jalan, penghijauan, dan hal-hal yang bersifat darurat di jalan tol.

Ilustrasi Tanaman Kelapa Sawit di tepi Jalan. m.lensaindonesia.com

Di Negara tetangga, Malaysia, Rumija tol difungsikan sebagai lahan produktif yaitu tempat budidaya SawitPada 2006 Malaysia memiliki, panjang jalan tol keseluruhan atau yang biasa disebut Sistem Jalur Cepat Malaysia adalah 1.471,6 kilometer. Hampir sekitar 70 persen rumija di Malaysia dimanfaatkan sebagai lahan produktif pembudidayaan kelapa sawit.

Berdasarkan hal tersebut maka pemanfaatan rumija tol khususnya yang dimiliki oleh Jasa Marga dapat digunakan sebagai lahan produktif dalam membudidayakan suatu tanaman yang memiliki nilai lebih, baik dari keberadaannya pada fungsi rumijatol maupun kelebihan dari sisi ekonomi.

pintu tol di Malaysia.jelajahdunia.wordpress.com

Berdasarkan data dari PT. Jasa Marga tahun 2011 bahwa panjang seluruh jalan tol di Indonesia mencapai 531 Km. Namun, pada Rumija tol (Ruang Milik Jalan Tol) hanya ditanami dengan tanaman yang kurang bermanfaat karena tidak ditanami tanaman yang produktif. Sehingga, tidak dapat menghasilkan nilai ekonomi yang lebih. Padahal Rumijatol (Ruang Milik Jalan Tol) merupakan lahan yang cocok untuk ditanami dengan tanaman yang bermanfaat yang memiliki nilai lingkungan dan ekonomi.

Rumijatol milik Jasa Marga dapat dimanfaatkan untuk penanaman kemiri sunan (Aleurites Trisperma). Aleurites Trisperma Blanco memiliki potensi menghasilkan minyak nabati dari buahnya yang dapat diolah menjadi biodiesel sebagai penyediaan energi alternatif terbarukan (Biorenewable Energy), namun potensi tersebut belum banyak diketahui dan dimanfaatkan. 

Berbeda dengan tumbuhan penghasil minyak lainnya, tanaman Aleurites trisperma Blanco berpeluang besar untuk dikembangkan karena beberapa keunggulan yang dimilikinya. Habitus tanaman berupa pohon berukuran sedang,mempunyai daya adapatasi tinggi terhadap lingkungan dan mampu tumbuh dilahan kering iklim basah, perakarannya yang kuat dan dalam, mampu bertahan pada lahan berlereng sehingga dapat menahan erosi, tajuknya yang rimbun serta daunnya yang cukup lebar dan lebat dapat menyerap karbon dioksida dan menghasilkan oksigen yang cukup banyak, daun tersebut akan rontok pada musim kering sehingga dapat membentuk humus yang cukup tebal.

Misalnya jika ditanam dengan tanaman Kemiri Sunan umur 25 tahun bisa menghasilkan 250 kg biji/ tahun. Misalnya satu hektar bisa ditanam 100 pohon, maka bisa dihasilkan 12,5 ton biodiesel. setara dengan 9.805 liter Minyak Kasar Kemiri Reutealis Trisperma (MKKRT) ditambah 8.695 kg Bungkil Kemiri Reutealis Trisperma (BKRT) yang dapat digunakan sebagai bahan untuk membuat briket, biogas, pupuk, dan pakan ternak. Dengan jarak tanam 8×8 m atau 8x 10 m. Sedangkan produksi minyak mentah dari Kelapa Sawit sekitar 4 ton/ha/ tahun. 


Pohon Kemiri Sunan cni-sidoarjo.blogspot.com

Menurut hasil percobaan yang dilaksanakan di BALITTRI (Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Aneka Tanaman Industri), rendemen minyak mentah yang dapat diekstrak dapat mencapai tertinggi 59% dan terendah 48%. Untuk menghasikan biodiesel, minyak mentah lebih lanjut diolah melalui proses filterisasi dan transesterifikasi. Rendemen biodiesel dalam proses tersebut mencapai 88-91% dari minyak mentah. Produk samping dalam proses ini adalah bungkil kemiri Reutealis Trisperma yang dapat dijadikan briket atau pupuk organik yang lebih dahulu dapat menghasilkan gas methan (biogas). Selain biodiesel dihasilkan juga gliserol, bahan yang dapat digunakan dalam industri kimia.

 
Buah kemiri Sunan dan minyak biodisel pengganti BBM

Jika dilakukan perhitungan jumlah luas total penggunaan lahan rumijatol di Tol Jagorawi sebesar 59,81 ha dengan jumlah tanaman Kemiri Reutealis Trisperma 100 pohon setiap hektar maka didapatkan 5981 jumlah pohon. Setiap 100 pohon mampu menghasilkan sekitar 12,5 ton bioiesel maka total biodiesel yang dapat dihasilkan adalah 74.763 ton biodiesel/tahun. Perhitungan tadi hanya dilakukan pada Tol Jagorawi, Bagaimana jika sepanjang jalan tol di Indonesia?
gambar dari berbagai sumber 

Hanya dengan 100 pohon Kemiri Sunan ( Aleuritus trisperma BLANCO) bisa diperoleh minyak biodiesel 10 ton/ tahun. Hasil minyak tanaman Kemiri Sunan tersebut 4-5 kali lebih tinggi dibandingkan Jarak Pagar dan 2 kali lebih tinggi dibanding Kelapa Sawit.
Tanaman ini menurut Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan (Puslitbangbun) Dr. M Syakir merupakan tanaman pohon dikotil. Tinggi tanaman ini bisa mencapai lebih dari 10 meter dan diameter batang 1 meter. Kemiri Sunan dapat tumbuh baik di daerah dengan ketinggian maksimum 600 meter di atas permukaan laut (dpl).


Tanaman yang masih merupakan tanaman liar ini banyak tumbuh di lahan kuburan.
Saat ini tanaman banyak tumbuh di Majalengka, Garut, Sumedang dan provinsi Banten. Puslitbangbun sedang bekerjasama dengan PT Bahtera Hijau Lestari dan Pemda Jabar mengembangkan tanaman ini untuk konservasi di Jawa Barat..Di antara kelebihan yang menonjol tanaman Kemiri Sunan dibanding dengan tanaman biodiesel lainnya adalah kandungan minyaknya yang tinggi (di atas 50 persen), dan potensi produksi tinggi (lebih besar 200 kg/pohon/tahun atau setara dengan 10 ton minyak diesel/ha).