Monday, 30 January 2012

Taman di KotaKita Jakarta



Dari luas daratan DKI Jakarta sebesar 661,52 kilometer persegi, baru 9,8 persen yang termasuk ruang terbuka hijau. Padahal, dalam Peraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun 2002 tentang Pengelolaan Hutan Kota disebutkan, sebuah kota seharusnya memiliki 20-30 persen RTH.
Taman-taman kota di Jakarta masih diandalkan sebagai ruang publik bersama. Di situ, setiap warga ambil jeda sejenak dari berbagai persoalan yang menghantui Jakarta, katakanlah seperti lalu lintas macet, tata kota ruwet, polusi, banjir, atau kriminalitas.

Taman diharapkan dapat meredakan Kota yang terlalu kasar dengan beton-beton yang sesak, kehidupan yang keras dan hedonis, kepungan transaksi komersial, dan perilaku manusia yang semakin individualis dan instan. 

Maka, wajar saja jika Daniel Stokols dan Irwin Altman, editor buku Public Space: Environment and Behavior Series (Cambridge University Press, New York, 1992), menyebut taman sebagai paru-paru kota, the lungs of the city. Bahkan, lebih dari membuat kita bisa bernapas secara sehat, taman sejatinya juga memfasilitasi tumbuhnya peradaban.


Sementara untuk mengatasi polusi udara bukanlah perkara mudah. Pasalnya, di jalanan kota jakarta setiap hari bertambah 1.000 kendaraan roda dua dan 400 kendaraan roda empat.
Dinas Pertamanan DKI Jakarta sejauh ini telah berusaha maksimal untuk memperindah paru-paru kota dan keberadaan burung liar sebagai pelengkap taman. Rata-rata pohon kelapa, sawo dan mahoni pasti ada di beberapa taman kota untuk menarik keberadaan burung.

1. Taman Menteng


Lapangan Sepak Bola Persija – Menteng telah ada sejak tahun 1920an, bernama Voetbalbond Indiesche Omstreken atau V.I.O.S Veld, berlokasi di Jl. HOS. Cokroaminoto 87 Menteng, Jakarta Pusat.
Sejak tahun 1921, lahan seluas 3,4 hektar tersebut sudah digunakan sebagai tempat berolahraga orang-orang Belanda. Tahun 1961 Persija dirasa perlu memiliki sebuah lapangan yang cukup repersentatif. Surat Keputusan Gubernur Jakarta Tahun 1975 menetapkan stadion ini sebagai salah satu kawasan cagar budaya yang harus dilindungi. Pada tahun yang sama lapangan tersebut berubah nama menjadi Stadion Persija atau akrab disebut Stadion Menteng.

Rencana pengalihan fungsi Stadion Menteng menjadi Taman Menteng berawal sejak 2004, sekitar bulan September.
Dilakukan sayembara desain Taman Menteng, ruang terbuka publik serba-guna oleh Dinas Pertamanan DKI Jakarta. Sayembara ini menekankan pada tema penyelesaian masalah parkir melalui parkir bawah tanah dan ruang publik yang memiliki karakter kontemporer.
Pada tanggal 28 April 2007 taman ini diresmikan dan dikategorikan sebagai taman publik yang memiliki fasilitas olahraga, 44 sumur resapan, dan lahan parkir. Hingga saat ini kawasan ini berfungsi juga sebagai ruang terbuka publik bagi masyarakat Menteng.



2. Taman Situ Lembang




Taman Situ Lembang terletak di pusat Jakarta dan luas lahannya 11.150 m2. Taman ini merupakan salah satu taman tertua di Jakarta dan memiliki danau kecil yang airnya berasal dari sumber air alam.


3. Taman Monas (Monumen Nasional)




Gubernur Jenderal Belanda Herman Willem Deandels (1870) membuat lapangan yang dikenal dengan nama Koningsplein dan selesai dibangun pada tahun 1910. Lapangan inilah yang kemudian disebut sebagai Taman Monas(Monumen Nasional) dan kemudian diubah menjadi Taman Merdeka pada masa kemerdekaan.



4. Taman Lapangan Banteng




Di zaman Belanda taman ini bernama Waterloo Plein namun oleh penduduk Jakarta disebut sebagai taman Lapangan Singa karena adanya patung berbentuk singa. Setelah peristiwa pembebasan Irian Barat maka ditengah taman dibangun Monumen Pembebasan Irian Barat dan namanya diubah menjadi taman Lapangan Banteng. Banteng merupakan salah satu satwa asli Indonesia. Sekitar tahun 1980-an taman ini sempat dipergunakan sebagai terminal bus untuk rute dalam dan luar kota. Pada tahun 1993 fungsi Lapangan Banteng dikembalikan lagi sebagai ruang terbuka hijau kota. 


Taman kota yang luasnya kurang lebih 4,5 hektar dan dapat dipergunakan untuk berbagai macam kegiatan, antara lain :
  • Tempat rekreasi dan bersantai bagi warga kota
  • Tempat pameran untuk swasta, instansi Pemerintah maupun perorangan, misalnya pameran flora dan fauna, lukisan atau pameran lain yang dapat dilangsungkan di taman.
  • Tempat olah raga, jalan kaki, senam kesegaran jasmani, dan latihan seni bela diri.
  • Tempat pengenalan berbagai jenis tanaman rempah-rempah.
  • Tempat untuk menyelenggarakan lomba satwa, temu wicara, sarasehan, dan lain-lain.


5. Taman Surapati

Indahnya Pemandangan di Taman Kota Jakarta

Beberapa seniman negara ASEAN menyumbangkan hasil karyanya dan memperagakan di Taman Suropati. Taman ini mempunyai nama tambahan "Taman persahabatan seniman ASEAN". Adanya berbagai ornamen dan sarana yang terdapat di Taman Suropati, menyebabkan taman ini menjadi salah satu taman dengan kualitas terbaik di Kota Jakarta.


6. Taman Langsat


Pada awalnya Taman Langsat di Mayestik -kebayoran Baru merupakan tempat penampungan bibit tanaman, namun pada saat ini telah ditingkatkan fungsinya menjadi area penyuluhan pertamanan dan beberapa fasilitas yang dapat dipergunakan untuk umum. Fasilitas yang disediakan antara lain :
  • Tempat kursus atau seminar
  • Jogging Track
  • Lapangan tenis
  • Area koleksi tanaman, sebagai fasilitas pengenalan jenis tanaman.
  • Tempat pameran Flora dan fauna di alam terbuka.


7. Taman Marta Tiahahu



Taman Marta Tiahahu di Blok M merupakan salah satu taman terluas di Jakarta Selatan, dengan luas 20.960 m2. Taman ini terletak disekitar komplek atau pusat perbelanjaan dan terminal bus Blok M. Air mancur, tugu, termasuk kolam besar merupakan elemen penting yang memperindah lingkungan ini.


8. Taman Ayodya - Jakarta Selatan

Sumber  tulisan :Jakarta.go.id , Kompas.com