Saturday, 15 June 2013

Kebersihan Sungai Pasig yang Drastis di Kota Manila, Philipina


Gambar  Sungai Pasik sebelum dan sesudah penataan -  (Foto: Faizza Tanggol,  ABS-CBN Foundation Inc.)
Sungai Pasig di kota Manila sebagaimana halnya sungai Ciliwung di jakarta sudah mulai bersih. Hal ini dilakukan dengan memindahkan penghuni dari tepi sungai, melarang pabrik di hulu membuang limbah ke sungai, membentuk River Rehabilitation Commission sampai jabatan presiden berakhir 2016 dan mengharuskan minimal 3 meter dari tepi sungai bebas dari bangunan. Penyaring air diletakkan di tengah kerimbunan tanaman di tengah sungai.  

Sungai Pasig membentang sepanjang 25 kilometer, membelah Manila dan daerah-daerah paling padat penduduk. Mirip dengan Ciliwung yang mengalir di Jakarta.



Program pembersihan kali dimulai, dan sukses. Sungai yang sangat kotor, sampai-sampai tak ada ikan yang bisa hidup ini, sekarang menjadi bersih. 
Sebelumnya banyak rumah kumuh di tepi sungai.Keberadaan mereka sangat memprihatinkan di salah satu kota Asia yang terkenal karena kemiskinan yang parah itu.

Sebelumnya, berbelanja di warung-warung setempat pada saat pasang tinggi memerlukan perjuangan untuk melewati pembungkus plastik dan sampah lainnya yang mengambang di air yang hitam. Bau menyengat tercium kuat sehingga menimbulkan dugaan kuat bahwa ada limbah yang tidak ditangani dengan baik dari sampah dari industri.



"Ada beberapa orang yang mengalami luka menganga dan meninggal," kata Gina Lopez, seorang juru kampanye lingkungan terkemuka yang mendesak pemerintah membersihkan sungai Pasig.


Pemerintah pusat menghabiskan $240 juta (setara Rp2,3 triliun) per tahun untuk memperbaiki jalur air dan 47 anak sungai lainnya, ungkap Lopez, ketua Pasig River Rehabilitation Commission..


Setengah dana tersebut dihabiskan untuk memindahkan sekitar 300.000 penghuni liar yang tinggal tepat di sepanjang tepi dan anak sungai, yang dikenal dalam bahasa setempat dengan nama estero.


"Selama ada penghuni ilegal yang tinggal di sepanjang estero, dan menggunakannya seperti toilet dan pembuangan sampah mereka, maka tidak akan ada tempat yang bersih," kata Lopez.


Menurut Lopez, komisi tersebut telah membersihkan dan merehabilitasi empat estero sejak 2010, ketika Presiden Benigno Aquino menjabat dan melaksanakan program tersebut. Diharapkan, kawasan Pasig dan estero menjadi lebih baik pada saat masa jabatan Aquino berakhir pada 2016.


Di kawasan estero de Paco, anak sungai sepanjang 2,9 kilometer yang beberapa tahun lalu merupakan salah satu lokasi yang paling tercemar di kota tersebut, kini seluruh rumah kumuh telah diganti dengan pohon-pohon di trotoar sementara mesin penyaring air diletakkan di tengah tanaman.


Lebih dari 1.300 keluarga, atau sekitar 6.500 penghuni liar, yang tinggal tiga meter dari saluran telah dipindahkan, sementara penjual di pasar terdekat telah berhenti membuang sampah ke dalam air.Program dengan perusahaan air lokal untuk meningkatkan fasilitas limbah juga telah dilaksanakan.


Banjir yang sering melanda daerah tersebut telah berkurang, karena saluran air tidak tersumbat lagi oleh sampah, ungkap Lopez, dan warga yang berada di luar zona izin tiga meter dari sungai kini jauh lebih bahagia.


"Rasanya sekarang seperti tinggal di subdivisi," kata Evelyn Quitala(51), yang mengatakan bahwa estero de Paco merupakan rumah sepanjang hidupnya dan memiliki sebuah toko kecil dua lantai di rumah betonnya.


"Kami sekarang bisa jogging di sepanjang jalan setapak ini dan anak-anak kami tidak perlu pergi ke tempat lain untuk bermain. Dan sudah tidak ada bau menyengat."


Estero de Paco sedang digunakan sebagai percontohan untuk membersihkan sistem di seluruh sungai Pasig. Namun demikian, air masih tetap tercemar, ujar Javier Coloma Brotons seorang spesialis pembangunan perkotaan di Asian Development Bank yang terlibat dalam pembersihan sungai tersebut.


Brotons mengatakan, terdapat beberapa masalah antara lain kurangnya instalasi pengolahan limbah dan tenaga terlatih untuk mengelolanya. Ada pula kebiasaan buruk membuang limbah ke dalam air, dan polusi industri hulu.


Coloma Brotons juga menunjukkan bahwa sungai Pasig sepanjang 27 kilometer yang menghubungkan Laguna de Bay, danau terbesar di Filipina, dengan Manila Bay memiliki karakteristik pasang-surut. Ini berarti polusi dari Teluk Manila yang luas, termasuk limbah dari pelabuhan besar, akan kembali ke sungai."Untuk membersihkan sungai, Anda juga harus mengatasi masalah pada teluk tersebut," kata Coloma Brotons.

Pemerintah pusat Filipina meluncurkan proyek pertama untuk merehabilitasi Pasig pada 1989, dan komisi rehabilitasi dibentuk 10 tahun kemudian dengan mandat untuk benar-benar mengubah jalur air pada 2014. via : id.berita.yahoo


Kondisi sungai Pasig, (diatas) sebelum dan  (dibawah) sesudah program kebersihan


Gambar sesudah program kebersihan (after)


Gambar sebelum program kebersihan (before)


Gambar sesudah program kebersihan (after)


Gambar sesudah program kebersihan (after)


Gambar sebelum program kebersihan (before)



Gambar Sesudah program kebersihan (after)


Gambar sebelum Program kebersihan (before)



Gambar sesudah program kebersihan (after)


Gambar sesudah program kebersihan (after)

Gambar sebelum program kebersihan (before)
Gambar Sesudah program kebersihan (after)

Gambar sebelum programa kebersihan (before)

Gambar sesudah program kebersihan (after)





Gambar sebelum program kebersihan (before)



Gambar setelah program kebersihan (after)




Gambar sebelum program kebersihan (before)

Bagaimana dengan Sungai Ciliwung di Jakarta ?
 
Berdasarkan hasil pengamatan, sedikitnya ada beberapa masalah utama terkait perilaku buruk masyarakat. Yaitu, terjadi perubahan tata guna lahan di kawasan resapan air di kawasan Puncak Gunung Pangrango. Kawasan hutan diubah menjadi kawasan terbangun. Akibatnya, daerah resapan air berkurang. Air hujan mengalir menjadi air banjir yang mengerosi tanah dan mengendapkannya ke sungai. Sehingga, terjadilah pendangkalan sungai.

Masalah lain,
Pesatnya pertumbuhan ekonomi dan pertambahan penduduk juga memberikan pengaruh yang tidak kalah besarnya. Keadaan tersebut menekan sungai, ikut mengurangi jumlah hutan kota, mengingkatkan konsumsi air tanah hingga berlebih dan tidak terkontrol yang akan mengakibatkan penurunan tanah di beberapa tempat di Jakarta.

Banyaknya penduduk yang bermukim di bantaran sungai. Akibatnya lebar sungai akan semakin menyempit. Demikian pula dengan perilaku masyarakat yang kerap membuang sampah sembarangan termasuk ke Kali Ciliwung. Sampah seperti kasur, sofa, lemari, bantal, styrofoam, plastik ditemukan didalamnya.

Di Korea,telah dilakukan   restorasi air di Sungai Han yang merupakan sungai terbesar di Korsel. Sekarang Sungai Han telah berhasil direstorasi sehingga dapat dijadikan sumber air bersih bagi rakyatnya. 
Secara umum, KLH telah menyusun Rencana Umum Pemulihan Kualitas Lingkungan Sungai Ciliwung 2010–2030 yang diharapkan mampu mewujudkan kualitas air bersih yang diinginkan, mulai dari hulu hingga hilir sungai. Titik awalnya adalah upaya restorasi di kawasan Masjid Istiqlal.
Rencananya akan dkerjasamakan pembersihan sungai di kawasan Istiqlal dengan Korea.Kawasan ini dipilih karena setiap tahun, Masjid Istiqlal dikunjungi oleh lebih dari 12 juta orang serta berbagai tamu negara. Keberhasilan kegiatan pilot project ini akan menjadi simbol baru dalam restorasi Sungai Ciliwung.via : nyatanyatafakta.info